Prolog:
Di kampus ku lagi ribut memperjuangkan hak rakyat. Teman-teman "G"-kan (Maaf kuatir tersinggung) sering melontarkan perkataan "revolusi". Aku terus berfikir akan pernyataan itu. Ada yang mengatakan bahwa pemerintah tidak becus "kurang maksimal" dalam membangun negara. Ada yang mengatakan "aku ingin rakyat yang menguasai". Ada juga yang berkata "rakyat adalah tujuan perjuangan" dan banyak lagi slogan-slogan alasan yang kelihatannya perjuangan dilontarkan. Banyak dari mereka ingin mengembalikan Indonesia menjadi seperti pemerintahan Sukarno. Malahan banyak dari golongan PDI-P maupun lainnya, mulai mengidolakan Sukarno sehingga aku pernah mendengar tukang ngojek ngomong "Sukarno itu setengah wali". Apakah wali semudah itu untuk dideteksi? Sekilas ku berfikir. WHY?
Untuk menjawab ini, aku melihat titik bermula sebuah perjuangan. Mengikut sejarah, Indonesia mulai digoyah dengan demonstrasi berbondong-bondong dan tidak berhentinya walaupun kadang hari lebaran terjadi adalah pada rejim setelah kejatuhan Pak Harto. Karena dulu, rejim Bung Karno, PKI-Bung Karno banyak mengalami pertentangan dengan Mahasiswa, Tentera dan Alim Ulama. Setelah itu, Pak Karno tumbang, Indonesia di Brain Wash menjadi bangsa demokrasi, berphilosophy pancasila, anti pemikiran komunisme serta berjiwa ketuhanan dan WAJIB Pro Pemerintah. Setelah sekian lama rakyat dibodohi, terjadilah reformasi sehingga rejim pasca Pak Harto terpaksa melakukan pembukaan pemikiran (free speech and thinking). Dari sini mulailah melakukan pembetulan akan sejarah. Kalau dulu, Suharto mengajarkan kepada bangsa Indonesia, kalau PKI jahat dan Suharto-lah yang menjadi penyelamat. Sekarang – disebabkan kebencian yang amat dari rakyat pada Suharto – maka sejarah G 30 S ditafsir ulang dengan memberi sebuah intepretasi bahwa Suahrto-lah yang berada dibalik G 30 S untuk menjatuhkan Sukarno. Sukarno-lah bapak kebangsaan yang menjadi victim dari ulah suharto. Untuk itu aku harus mengenal lebih dalam siapa Sukarno?
Ok-lah, sebelum aku membahas pemikiran ku dan mengatakan pendirian ku, aku ingin kamu semua tau kalau aku sudah membaca banyak buku. Inilah buku pertama aku untuk memahami pemikiran rakyat Indonesia (walaupun sebelumnya kalau masalah sejarah Indonesia, banyak aku sudah baca dan mengerti).
Dasar filsafat ku adalah Islam, berdasarkan teologi yang dirumuskan Imam Abu Hasan al-Asya'ri dan Mathuridi. Aku menerima apa saja yang positif selagi tidak bertentangan dengan filsafat mayor ku. Secara syariat aku sedikit lunak. Aku menerima 4 madzhab atau lebih asalkan bukan sebuah qaul yang fasid dan kalau memerlukan talfiq sebagai solusi silakan, tetapi dengan catatan bukan talfiq yang ada unsur tatabu' al-Rukhas (untuk mencari kumudahan terus-menerus).
Cerita aku dengan Buku Ini:
Dulu, sebelum aku membaca buku ini, aku hanya mendapat sedikit refrensi tentang Sukarno, dan banyak yang masih menjadi pertanyaan. Seperti mengapa Sukarno melakukan konfrontasi dengan Malaysia. Tidak adanya refrensi karena ORBA melakukan sweeping pada buku-buku yang mengajarkan ideology Sukarno. Setelah reformasi barulah buku-buku bung karno boleh dijual. Akhirnya, aku mendapat buku ini dengan harga yang agak mahal. Walau bagaimanapun, aku ikhlas, karena ini buku lama. Aku mendapat cetakan kedua. Untuk reviewnya, bacalah post berikutnya!
Di kampus ku lagi ribut memperjuangkan hak rakyat. Teman-teman "G"-kan (Maaf kuatir tersinggung) sering melontarkan perkataan "revolusi". Aku terus berfikir akan pernyataan itu. Ada yang mengatakan bahwa pemerintah tidak becus "kurang maksimal" dalam membangun negara. Ada yang mengatakan "aku ingin rakyat yang menguasai". Ada juga yang berkata "rakyat adalah tujuan perjuangan" dan banyak lagi slogan-slogan alasan yang kelihatannya perjuangan dilontarkan. Banyak dari mereka ingin mengembalikan Indonesia menjadi seperti pemerintahan Sukarno. Malahan banyak dari golongan PDI-P maupun lainnya, mulai mengidolakan Sukarno sehingga aku pernah mendengar tukang ngojek ngomong "Sukarno itu setengah wali". Apakah wali semudah itu untuk dideteksi? Sekilas ku berfikir. WHY?
Untuk menjawab ini, aku melihat titik bermula sebuah perjuangan. Mengikut sejarah, Indonesia mulai digoyah dengan demonstrasi berbondong-bondong dan tidak berhentinya walaupun kadang hari lebaran terjadi adalah pada rejim setelah kejatuhan Pak Harto. Karena dulu, rejim Bung Karno, PKI-Bung Karno banyak mengalami pertentangan dengan Mahasiswa, Tentera dan Alim Ulama. Setelah itu, Pak Karno tumbang, Indonesia di Brain Wash menjadi bangsa demokrasi, berphilosophy pancasila, anti pemikiran komunisme serta berjiwa ketuhanan dan WAJIB Pro Pemerintah. Setelah sekian lama rakyat dibodohi, terjadilah reformasi sehingga rejim pasca Pak Harto terpaksa melakukan pembukaan pemikiran (free speech and thinking). Dari sini mulailah melakukan pembetulan akan sejarah. Kalau dulu, Suharto mengajarkan kepada bangsa Indonesia, kalau PKI jahat dan Suharto-lah yang menjadi penyelamat. Sekarang – disebabkan kebencian yang amat dari rakyat pada Suharto – maka sejarah G 30 S ditafsir ulang dengan memberi sebuah intepretasi bahwa Suahrto-lah yang berada dibalik G 30 S untuk menjatuhkan Sukarno. Sukarno-lah bapak kebangsaan yang menjadi victim dari ulah suharto. Untuk itu aku harus mengenal lebih dalam siapa Sukarno?
Ok-lah, sebelum aku membahas pemikiran ku dan mengatakan pendirian ku, aku ingin kamu semua tau kalau aku sudah membaca banyak buku. Inilah buku pertama aku untuk memahami pemikiran rakyat Indonesia (walaupun sebelumnya kalau masalah sejarah Indonesia, banyak aku sudah baca dan mengerti).
Dasar filsafat ku adalah Islam, berdasarkan teologi yang dirumuskan Imam Abu Hasan al-Asya'ri dan Mathuridi. Aku menerima apa saja yang positif selagi tidak bertentangan dengan filsafat mayor ku. Secara syariat aku sedikit lunak. Aku menerima 4 madzhab atau lebih asalkan bukan sebuah qaul yang fasid dan kalau memerlukan talfiq sebagai solusi silakan, tetapi dengan catatan bukan talfiq yang ada unsur tatabu' al-Rukhas (untuk mencari kumudahan terus-menerus).
Cerita aku dengan Buku Ini:
Dulu, sebelum aku membaca buku ini, aku hanya mendapat sedikit refrensi tentang Sukarno, dan banyak yang masih menjadi pertanyaan. Seperti mengapa Sukarno melakukan konfrontasi dengan Malaysia. Tidak adanya refrensi karena ORBA melakukan sweeping pada buku-buku yang mengajarkan ideology Sukarno. Setelah reformasi barulah buku-buku bung karno boleh dijual. Akhirnya, aku mendapat buku ini dengan harga yang agak mahal. Walau bagaimanapun, aku ikhlas, karena ini buku lama. Aku mendapat cetakan kedua. Untuk reviewnya, bacalah post berikutnya!
No comments:
Post a Comment