Lihat pernyataan yang tidak berilmiah ini:
Pengamal tangkal2 azimat pun ada hati mengkritik mantan mufti
Mereka yg menyokong penggunaan tangkal azimat dlm islam pun sudah pandai mengkritik mantan mufti.
Antara yg ditulis oleh penyokong tangkal/azimat dlm islam:
http://jomfaham.blogspot.com/200 ... -ilmu-ke-india.html
Dalam hal ini, Asri menulis sebagai berikut:
“bahkan ada membawa menjadi begitu sesat bahkan juga sebahagiannya terkeluar dari daerah Islam kepada daerah kufur. Ada sejumlah banyak yang mengaku Islam di India yang percayakan angka, terutama angka 786. Masjid-masjid mereka ini ditulis di pintu masjid sebagai ganti Basmalah (Bismilah) ”.
Dari kata-kata ini, Asri seolah-olah sangat membenci amalan 786 tersebut sehingga mengelompokkan perkara tersebut bagian dari kekufuran. Saya terus terang, saya belum pernah membaca dalil hukum perkara ini. Tapi saya juga tidak ingin memvonis kufur, kerana setahu saya; amalan sebagian ahli hikmah dengan membuat azimat yang tuliskan nombor adalah gantian dari lafaz-lafaz yang berbahasa Arab sebagai tafa’ulan. Ia juga berguna bagi azimat yang bertuliskan ayat al-Qur’an agar dapat masuk ke dalam tandas, maka ia digantikan dengan nombor.
http://forum.cari.com.my/viewthread.php?tid=446737&extra=&page=1
Saya terus terang...saya tidak memiliki kunci untuk masuk kedalam forum tersebut untuk memberi counter kepada orang yang berkata ini...oleh karena itu, saya terpaksa terbitkan dalam blog saya yang tak seberapa indah nie...sebab saya memang buta IT...
Nasihat saya, kalau nak counter, jangan counter kat forum macam tu...bagi laa comment langsung ke comment si tuan punya blog...so si tuan dapat membela pendapatnya...jangan nak jadi macam Dr. Asri yang buat website, bagi pernyataan-pernyataan yang kontroversi, tapi tak de kesempatan bagi si pembaca nak bagi comment...ini justru dictator atau macam ulama maksum jer...nak counter pun tak boleh...yang menyedihkan kalau ada yang memiliki hujjah lebih baik pun tak dapat nak tunjuk...so if pendapat Asri sesat orang tak dapat tau kalau ternyata ada hujjah yang lebih accurate...
Untuk masalah azimat ni...si comment yang bernama challenger memotong-motong pernyataan saya yang dinukil oleh Blogger Jomfaham...padahal saya memberi sebuah pencerahan masalah ini setelah pernyataan yang dia nukilkan itu...
Setelah saya berkata "maka ia digantikan dengan nombor." saya melanjutkan hujjah saya dengan:
"Walau bagaimanapun, saya terus terang memang belum menemukan dalil yang memperbolehkannya, begitu juga yang melarangnya (kerana saya belum pernah terlintas mencarinya), hanya saja saya dapat membagi masalah ini kepada dua pendapat;
1) yang melarangnya: seperti Kyai Haji Thoifur, Purworejo Jawa Tengah (Ulama hadis, tafsir, fiqh, alat, sejarah, tasawwuf, dan macam-macam lagi Jawa Tengah alumni Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki) dengan alasan takut terjadi tahrif/tabdil terhadap al-Qur’an, tapi beliau pun tidak berani memvonis kafir.
2) yang memperkenankannya (tapi tidak mensunatkan) Kyai Haji Abdul Hannan Maksum, Kwagean-Pare-Kediri (seorang ulama ilmu nahwu, fiqh, usul, tauhid, hadis, tasawwuf dan llmu hikmah & thibb alumni Kyai Akbar saya yaitu al-Marhum Syaikh Zamroji al-Mursyid al-Kinjany). Salah satu hujjah yang saya menemuinya adalah amalan Ulama Agung kita Hujjat al-Islam Muhammad bin Muhammad al-Ghazali di dalam kitabnya yaitu al-munqidz min al-dlalal p. 79 (Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali vol 7; al-Dar al-Kutub al-Ilmiyyah). Dalam kitab tersebut Imam Ghazali menyuruh untuk melukis rajah (seperti dibawah ini) dengan cara-cara tertentu bagi memudahkan bayi yang akan lahir. Berikut gambar yang ditulis al-Ghazali:
Apakah al-Ghazali terus menjadi kafir? Perlu diketahui al-munqidz min al-dlalal adalah kitab muta’akhir al-Ghazali. Saya bukan memperkenankan penulisan tersebut, saya hanya tidak berani hendak mengkafirkan. Saya juga tidak berani menguhukumi secara ilmiah kerana saya belum pernah membacanya. Pendapat ini saya kemukakan hanya sekadar pertimbangan dan iktibar kita semua apakah semudah itu mengkafirkan orang?"
Statement ini langsung tidak dikemukakan...Sekali lagi saya nyatakan; Azimat ini khilaf...ada yang kata boleh ada yang kata tidak...Simple jer saya beri hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Dzahabi dalam kitabnya yang berjudul "al-Thibb al-Nabawi" Page 167 Istanbul (مكتبة إسيك كتابيوي) tahun 1976:
memang terjadi khilaf masalah boleh dan tidaknya Azimat dalam bentuk nombor. perkara ini sudah saya jelaskan di atas...Buktinya, mengapa Imam al-Ghazali berani memakainya? sedangkan ini terdapat dalam kitabnya yang termasuk akhir karena ini pasca dia sakit ketika binggung dan lalu memutuskan untuk masuk kedalam tasawwuf... Inilah kitab yang bernama al-Munqidz min al-Dlalal...
TANBIH FITNAH!!!!
Ada orang yang bernama CJB beri comment di blog Zamihan dan mengatakan bahwa saya yang mengajarkan Azimat atau tangkal ini adalah bagian dari ajaran ISLAM...lihat lah kenyataanya ini:
Saya nyatakan, bahwa kita berpendapat memakai hujjah...bukan buta semata-mata...kalau nak debat bolehlah bertanya kepada saya langsung di blog ni dengan sopan...saya akan kemukakan hujjah saya...
Lagi satu, saya bukan penyokong kuat zat ust Zamihan...saya penyokong kuat pergerakan anti wahabism atau apa pun nama yang mereka nak dipanggil...
Kepada CJB yang bagi comment macam apa tah, justru engkau telah menyebarkan fitnah...hanya menetapkan sesuatu tapi tak berani untuk di counter...kalau merasa betul2 dalam jalan yang benar, saya cabar kita debat face to face atau yang menyamainya...bukan hanya saya, Organisasi Islam terbesar di dunia yaitu Nahdlatul Ulama siap bantai orang macam nie...
Wassalam...
Salam semua. ok. paham dah. pesantren akitiano (penyokong kuat Zamihan) ini la yg mengajar TANGKAL & AZIMAT adalah dari ajaran Islam. Nauzubillah minzalik.
http://akitiano.blogspot.com/