Berita mengenai kemelut yang terjadi antara Salafi dengan kelompok Sufi di Mesir memang sudah lama berlaku. Akan tetapi, kekuatan Salafi dalam melawan Sufi Asy'ariyyah sangat terlihat ketika pendukung Salafi yang mengklaim bahwa mereka adalah mewakili al-Azhar melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut Mufti Dr. Ali Jum'ah - yang memang terkenal pandangannya yang condong kepada Asy'ariyyah dan Sufiyyah - untuk turun dari kursi Mufti Kerajaan Mesir. Mereka juga dengan secara zahirnya menyebut dan memuji-muji nama Abu Ishak al-Huwaini (seorang salafi yang mengklaim bahwa ia adalah murid Nashiruddin al-Albani. Sila lihat: http://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%A3%D8%A8%D9%88_%D8%A5%D8%B3%D8%AD%D8%A7%D9%82_%D8%A7%D9%84%D8%AD%D9%88%D9%8A%D9%86%D9%8A). Demonstrasi ini terakam di dalam Youtube:
Walaubagaimanapun, kesabaran Mufti Ali (laqab terkenal Dr. Ali Jum'ah) sangat dewasa dengan tidak menampakkan permusuhan. Malah, pendukung-pendukung Mufti Ali hanya melakukan muktamar membela Mufti Ali dengan aman dan tidak ada kebencian yang dilontarkan. Malah dalam muktamar tersebut, pembicara tidak menyebut sama sekali nama dalang dari semua ankara ini.
Menurut penulis, inilah sikap wasatiyyah yang digembar-gemborkan oleh golongan moderat pada abad ini. Pembelaan terhadap akidah adalah perlu. Tapi ia haruslah dengan beradab dan ilmiah. Seorang sunni tidak boleh menyesatkan sebuah aliran yang tidak berseberangan dengan ijmak dan pada waktu lain menjaja pemikiran wasatiyyah. Di satu sisi, jangan kerana kita berpegang pada wasatiyyah membuat kita terlena dengan serangan orang-orang yang tidak ingin berwasatiyyah dan merusak akidah kita. Semoga Islam di Malaysia tetap konsisten dan benar-benar mengikuti akidah wasatiyyah yang sudah diterapkan di University al-Azhar.
Berita lengkap sila baca:
No comments:
Post a Comment