*"MAQOM IBROHIM" PUN AKAN DIPINDAH OLEH WAHABI*
_*[Catatan dari Haul ke-13 Abuya Al Maliki Seantero Negeri di Dataran Tinggi Pacet Mojokerto, 14 Juni 2017]*_
_Oleh_ *| UMAR FARUQ*
_(Ketua Pusat Hawariy Ash Shofwah)_
Liputan *Haul Abuya Al Maliki* ke-13 kali ini (Rabu, 14 Juni 2017) dari dataran tinggi Pacet Mojokerto Jawa Timur. Ada nuansa yang berbeda dari seremoni *Haul Abuya Al Maliki* pada sore sampai senja ini.
Perhelatan *Haul Abuya Al Maliki* di Pesantren Riyadlul Jannah kali ini dihadiri oleh beberapa tokoh nasional. Antara lain, Jend. (Purn.) Azwar Anas, Mas Ibong _(cucu KH Agus Salim)_, KH. Idrus Romli _(Pakar Aswaja PWNU Jawa Timur)_, Prof. Dr. Nizarul Alim _(Univ. Trunojoyo Madura)_, Syaikh KH Ali Akbar Marbun _(Syuriah PBNU)_, Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo _(Guru Besar UIN Malang)_, DR. Azrul _(Pengurus MUI Pusat)_, KH. Abdillah Muhtar _(Jubir Hai'ah Ash Shofwah Pusat)_, KH. Muhaimin Abdul Bari _(PCNU Sampang Madura)_, Prof. Darsono _(Univ. Brawijaya Malang)_, Mas Prihandoyo _(Rumah Pancasila),_ Abah Muhsin _(Radio Suara Muslim Surabaya)_, dan beberapa tokoh lainnya.
Yang juga berbeda, dalam rangkaian *Haul Abuya Al Maliki* sore ini diawali dengan pembacaan surat Yasin, _Rotibul Atthos_, dan lalu pembacaan *Syair Kebangsaan* oleh Abuya KH Mahfudz Syaubari. *Syair Kebangsaan* adalah kumpulan nadzam berlanggam yang memaparkan konsep berbangsa dan bernegara sesuai dengan impian para pendiri bangsa, sebagai konstribusi pemikiran dari para kiai, habaib, dan cendikiawan Muslim untuk NKRI.
Tuan Syaikh KH. Ali Akbar Marbun, tokoh Muslim Batak yang didaulat untuk Taushiyah memberikan ibrah bahwa para ulama harus saling menghormati, saling memahami peran masing-masing, dalam rangka memberikan konstribusi terhadap bangsa.
Dulu waktu Tuan Syaikh Ali Akbar berguru kepada Sayyid Alawi Al Maliki, ayahanda Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki, ada ulama Makkah yang tidak mau datang diundang oleh Raja. Yaitu, Syaikh Amin Kutbiy. Sementara Sayyid Alawi sendiri termasuk yang berkenan datang jika diundang Raja. Bahkan sesekali Sayyid Alawi dawuh, _"Saya ini, jangankan diundang, tidak diundang pun saya akan tetap mendatangi Raja. Karena jika tidak, maka Raja akan dibisiki oleh orang-orang Wahabi. Maka saya harus mendatangi Raja."_
Pada suatu saat, para tokoh agama Wahabi memutuskan bahwa *Maqom Ibrohim* harus dipindah. Raja Faisal pun memanggil para tokoh dan ulama, termasuk Sayyid Alawi Al Maliki.
Dalam forum resmi Kerajaan tersebut, Raja menyampaikan kepada para ulama yang hadir, bahwa semua tokoh Wahabi sudah menyepakati bahwa *Maqom Ibrahim* yang posisinya di dekat Kakbah harus dipindah untuk kemaslahatan umat. _"Lalu bagaimana pendapat Sayyid Alawi?"_ tanya Raja Faisal dalam forum itu.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Sayyid Alawi menanggapi secara diplomatis. _"Mengenai hukum Memindahkan *Maqom Ibrahim*, ada ulama Hijaz yang lebih kompeten untuk menjawab. Karena beliau ulama yang alim. Yaitu Syaikh Amin Kutbiy. Tapi sayang, beliau tidak berkenan untuk mendatangi undangan kerajaan. Maka untuk mengetahui jawaban itu, pihak kerajaan harus mendatangi beliau!"_
Tak berapa lama, Raja Faisal pun berkenan bertandang ke kediaman Syaikh Amin Kutbiy di Mekkah. Sang Raja dan pengawalnya harus rela menyusuri gang sempit untuk bisa menemui Syaikh Amin Kutbiy yang rumahnya sangat sederhana di perkampungan Kota Makkah tersebut.
Setibanya di rumah Syaikh Amin Kutbiy, Raja Faisal dan pengawalnya harus rela berlama-lama menunggu Syaikh Amin Kutbiy di depan pintu oleh sebab shohibul bait tak kunjung keluar.
Dan setelah Syaikh Amin Kutbiy keluar, Raja langsung bertanya, _"Bagaimana pendapat Syaikh Amin jika *Maqom Ibrohim* dipindah untuk kemaslahatan umat?"_
Syaikh Amin Kutbiy yang memang terkenal tegas itupun menjawab pertanyaan tamunya di depan pintu. "Yang meletakkan *Maqom Ibrahim* itu adalah Rasulullah berdasarkan wahyu. Jika ada tangan yang lebih mulia dari tangannya Rasulullah, maka bolehlah dia memindahkan *Maqom Ibrahim* tersebut!"
Jawaban singkat dari Syaikh Amin Kutbiy itu membuat Raja Faisal dan pengikutnya tertegun. Lebih terkesima lagi, ternyata Syaikh Amin Kutbiy tidak hanya memberi jawaban yang menghentak, tetapi juga tidak mempersilahkan Raja untuk masuk ke rumahnya. Sehingga Raja dan pengikutnya dilayani hanya di depan pintu. Setelah itu Syaikh Amin Kutbiy langsung menutup pintu dan masuk ke dalam rumahnya tanpa mempersilahkan tamunya masuk.
Sejak saat itu, rencana pemindahan *Maqom Ibrahim* akhirnya diurungkan sampai saat ini. Menurut KH Ali Akbar, ini berkat sinergi antara ulama yang saling mengerti peran dan posisi masing-masing. Sayyid Alawi menghormati Syaikh Amin Kutbiy yang tidak mau mendekat kerajaan. Begitu pula dengan Syaikh Amin Kutbiy juga menghormati Sayyid Alawi yang sering mendatangi kerajaan.
*Haul Abuya Al Maliki* di dataran tinggi Pacet Mojokerto ini menjadi inspirasi bagi semua yang hadir akan pentingnya sebuah sinergitas dari masing-masing komponen umat. Masing-masing saling mengerti dan memahami peran satu dengan yang lainnya.
_Allahummaghfir li Abuya Assyyid Muhammad bin Alawi Al Maliki... Alfatihah..._
*#Haul_Abuya_Al_Maliki_Seantero_Negeri*
_______________🌷_______________
_*#Kunjungi liputan lainnya di*_ 👇👇👇
https://bangoemar.wordpress.com/2017/06/14/rencana-pemindahan-maqom-ibrahim-oleh-kaum-wahabi/
_*#Kunjungi juga versi youtube di 👇👇👇*_
https://youtu.be/79Adzkw0HXI
_*[Catatan dari Haul ke-13 Abuya Al Maliki Seantero Negeri di Dataran Tinggi Pacet Mojokerto, 14 Juni 2017]*_
_Oleh_ *| UMAR FARUQ*
_(Ketua Pusat Hawariy Ash Shofwah)_
Liputan *Haul Abuya Al Maliki* ke-13 kali ini (Rabu, 14 Juni 2017) dari dataran tinggi Pacet Mojokerto Jawa Timur. Ada nuansa yang berbeda dari seremoni *Haul Abuya Al Maliki* pada sore sampai senja ini.
Perhelatan *Haul Abuya Al Maliki* di Pesantren Riyadlul Jannah kali ini dihadiri oleh beberapa tokoh nasional. Antara lain, Jend. (Purn.) Azwar Anas, Mas Ibong _(cucu KH Agus Salim)_, KH. Idrus Romli _(Pakar Aswaja PWNU Jawa Timur)_, Prof. Dr. Nizarul Alim _(Univ. Trunojoyo Madura)_, Syaikh KH Ali Akbar Marbun _(Syuriah PBNU)_, Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo _(Guru Besar UIN Malang)_, DR. Azrul _(Pengurus MUI Pusat)_, KH. Abdillah Muhtar _(Jubir Hai'ah Ash Shofwah Pusat)_, KH. Muhaimin Abdul Bari _(PCNU Sampang Madura)_, Prof. Darsono _(Univ. Brawijaya Malang)_, Mas Prihandoyo _(Rumah Pancasila),_ Abah Muhsin _(Radio Suara Muslim Surabaya)_, dan beberapa tokoh lainnya.
Yang juga berbeda, dalam rangkaian *Haul Abuya Al Maliki* sore ini diawali dengan pembacaan surat Yasin, _Rotibul Atthos_, dan lalu pembacaan *Syair Kebangsaan* oleh Abuya KH Mahfudz Syaubari. *Syair Kebangsaan* adalah kumpulan nadzam berlanggam yang memaparkan konsep berbangsa dan bernegara sesuai dengan impian para pendiri bangsa, sebagai konstribusi pemikiran dari para kiai, habaib, dan cendikiawan Muslim untuk NKRI.
Tuan Syaikh KH. Ali Akbar Marbun, tokoh Muslim Batak yang didaulat untuk Taushiyah memberikan ibrah bahwa para ulama harus saling menghormati, saling memahami peran masing-masing, dalam rangka memberikan konstribusi terhadap bangsa.
Dulu waktu Tuan Syaikh Ali Akbar berguru kepada Sayyid Alawi Al Maliki, ayahanda Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki, ada ulama Makkah yang tidak mau datang diundang oleh Raja. Yaitu, Syaikh Amin Kutbiy. Sementara Sayyid Alawi sendiri termasuk yang berkenan datang jika diundang Raja. Bahkan sesekali Sayyid Alawi dawuh, _"Saya ini, jangankan diundang, tidak diundang pun saya akan tetap mendatangi Raja. Karena jika tidak, maka Raja akan dibisiki oleh orang-orang Wahabi. Maka saya harus mendatangi Raja."_
Pada suatu saat, para tokoh agama Wahabi memutuskan bahwa *Maqom Ibrohim* harus dipindah. Raja Faisal pun memanggil para tokoh dan ulama, termasuk Sayyid Alawi Al Maliki.
Dalam forum resmi Kerajaan tersebut, Raja menyampaikan kepada para ulama yang hadir, bahwa semua tokoh Wahabi sudah menyepakati bahwa *Maqom Ibrahim* yang posisinya di dekat Kakbah harus dipindah untuk kemaslahatan umat. _"Lalu bagaimana pendapat Sayyid Alawi?"_ tanya Raja Faisal dalam forum itu.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Sayyid Alawi menanggapi secara diplomatis. _"Mengenai hukum Memindahkan *Maqom Ibrahim*, ada ulama Hijaz yang lebih kompeten untuk menjawab. Karena beliau ulama yang alim. Yaitu Syaikh Amin Kutbiy. Tapi sayang, beliau tidak berkenan untuk mendatangi undangan kerajaan. Maka untuk mengetahui jawaban itu, pihak kerajaan harus mendatangi beliau!"_
Tak berapa lama, Raja Faisal pun berkenan bertandang ke kediaman Syaikh Amin Kutbiy di Mekkah. Sang Raja dan pengawalnya harus rela menyusuri gang sempit untuk bisa menemui Syaikh Amin Kutbiy yang rumahnya sangat sederhana di perkampungan Kota Makkah tersebut.
Setibanya di rumah Syaikh Amin Kutbiy, Raja Faisal dan pengawalnya harus rela berlama-lama menunggu Syaikh Amin Kutbiy di depan pintu oleh sebab shohibul bait tak kunjung keluar.
Dan setelah Syaikh Amin Kutbiy keluar, Raja langsung bertanya, _"Bagaimana pendapat Syaikh Amin jika *Maqom Ibrohim* dipindah untuk kemaslahatan umat?"_
Syaikh Amin Kutbiy yang memang terkenal tegas itupun menjawab pertanyaan tamunya di depan pintu. "Yang meletakkan *Maqom Ibrahim* itu adalah Rasulullah berdasarkan wahyu. Jika ada tangan yang lebih mulia dari tangannya Rasulullah, maka bolehlah dia memindahkan *Maqom Ibrahim* tersebut!"
Jawaban singkat dari Syaikh Amin Kutbiy itu membuat Raja Faisal dan pengikutnya tertegun. Lebih terkesima lagi, ternyata Syaikh Amin Kutbiy tidak hanya memberi jawaban yang menghentak, tetapi juga tidak mempersilahkan Raja untuk masuk ke rumahnya. Sehingga Raja dan pengikutnya dilayani hanya di depan pintu. Setelah itu Syaikh Amin Kutbiy langsung menutup pintu dan masuk ke dalam rumahnya tanpa mempersilahkan tamunya masuk.
Sejak saat itu, rencana pemindahan *Maqom Ibrahim* akhirnya diurungkan sampai saat ini. Menurut KH Ali Akbar, ini berkat sinergi antara ulama yang saling mengerti peran dan posisi masing-masing. Sayyid Alawi menghormati Syaikh Amin Kutbiy yang tidak mau mendekat kerajaan. Begitu pula dengan Syaikh Amin Kutbiy juga menghormati Sayyid Alawi yang sering mendatangi kerajaan.
*Haul Abuya Al Maliki* di dataran tinggi Pacet Mojokerto ini menjadi inspirasi bagi semua yang hadir akan pentingnya sebuah sinergitas dari masing-masing komponen umat. Masing-masing saling mengerti dan memahami peran satu dengan yang lainnya.
_Allahummaghfir li Abuya Assyyid Muhammad bin Alawi Al Maliki... Alfatihah..._
*#Haul_Abuya_Al_Maliki_Seantero_Negeri*
_______________🌷_______________
_*#Kunjungi liputan lainnya di*_ 👇👇👇
https://bangoemar.wordpress.com/2017/06/14/rencana-pemindahan-maqom-ibrahim-oleh-kaum-wahabi/
_*#Kunjungi juga versi youtube di 👇👇👇*_
https://youtu.be/79Adzkw0HXI
2 comments:
Ever wanted to get free Twitter Followers?
Did you know you can get them AUTOMATICALLY AND ABSOLUTELY FREE by getting an account on Add Me Fast?
Syukron katsir ustadz minal ma'had salafiyah rodhotul ulum kencong kediri
Post a Comment