Ada banyak orang dari kawan-kawan di pesantren sunni yang mengikuti aliran tertentu yang kononnya memperjuangkan Ahlisunnah Wal Jama’ah Asya’iroh dan Mathuridiyyah menuduh bahwa salah seorang dari Mursyid Thoriqah yang sangat besar di Dunia, yaitu Syaikh Nazim al-Qubrushi al-Haqqani adalah sesat. Alasan yang paling kuat dan tidak dapat ditakwil lagi adalah wahdatul wujud menjadi ajaran thoriqah ini. Dengan ini, kafirlah guru-guru di thoriqah ini.
Tapi setelah ana meneliti dan melakukan perbincangan, bahwa pernyataan ini adalah salah berdasarkan sebuah sumber yang sangat kokoh, yaitu murid beliau yang bernama Syaikh Jibril bin Fuad bin Nashri bin Iskandar bin Habib Haddad yang lahir di Beirut, lalu tinggal di Amerika lalu menuntut di Damascus dan juga bermukim di Brunei. Dalam tulisan beliau yang berjudul “قبرص الطرب بصحبة رجب نقلا عن كلام سيدي مولانا الشيخ محمد ناظم عادل الحقاني قدس الله سره” dengan terjemahan bahasa Inggrisnya sekali: “The Joy of Cyprus in the Association of Rajab – Sufi Discourses of Mawlana al-Shaykh Muhammad Nazim al-Haqqani Allah Sanctify His Secret” cetakan Dar al-Ahbab, Damascus tahun 2002 tertulis pada halaman 8 (bahasa Arab):
Beliau juga memberi terjemahan pada halaman 7 (bahasa Inggris):
I told Mawlana of Sayyid Yusuf al-Rifa`I’s declaration about “Oneness of being” (wahdat al-wujud) in Damascus: “None of the Sufi Paths made this doctrine an essential tenet of theirs.” Mawlana said: “They fought and argued without result. Those that claim oneness of being with Absolute Being (al-wujud al-mutlaq) are only trying to affirm their own existence together with absolute Existence and this is shirk-partnership with Allah!”
Dengan ini ana beri terjemahan bebas ana dalam bahasa Indonesia atau Melayu dengan harapan temen-temen yang mengikuti aliran tersebut dapat menarik balik tuduhan yang tidak berasas tersebut:
Aku berkata padanya (Mawlana Syaikh Nazim) – semoga Allah mensucikan rahsianya – tentang ucapan al-Sayyid Yusuf al-Rifa`I – semoga Allah menjaganya – berkaitan tentang Allah menyatu dengan makhluk (wahdat al-wujud): “Kepercayaan ini tidak dijadikan sebagai sebuah pokok ajaran dari berbagai ajaran dalam aliran tarikat sufi”. Maka Mawlana berkata: “Mereka saling bergaduh dan berdebat tapi tidak sampai menemukan hasilnya. Orang yang mengaku bersatu kewujudan (wahdat al-wujud) dengan Zat yang wujud mutlak (Allah) itu adalah hanya ingin menetapkan kewujudan mereka bersama-sama dengan Zat yang wujud mutlak (Allah) dan ini adalah syirik (menduakan Allah)”.
Dari sini jelaslah apa yang menjadi pernyataan Mawlana Syaikh Nazim bahwa beliau menolak ajaran wahdatul wujud. Maka oleh itu, semua tuduhan terhadap thoriqah Naqshabandiyah Haqqaniyah sebagai tarikat yang mengajarkan konsep wahdatul wujud dan sesat adalah salah dan harus segera bertaubat dari tuduhan tersebut! Buku-buku atau pendapat ulama yang dianggap alim sekalipun, kalau salah tetap salah perlu untuk taubat dari menyebarkan fitnah, sebelum diadili di akhirat nanti!
Tapi setelah ana meneliti dan melakukan perbincangan, bahwa pernyataan ini adalah salah berdasarkan sebuah sumber yang sangat kokoh, yaitu murid beliau yang bernama Syaikh Jibril bin Fuad bin Nashri bin Iskandar bin Habib Haddad yang lahir di Beirut, lalu tinggal di Amerika lalu menuntut di Damascus dan juga bermukim di Brunei. Dalam tulisan beliau yang berjudul “قبرص الطرب بصحبة رجب نقلا عن كلام سيدي مولانا الشيخ محمد ناظم عادل الحقاني قدس الله سره” dengan terjemahan bahasa Inggrisnya sekali: “The Joy of Cyprus in the Association of Rajab – Sufi Discourses of Mawlana al-Shaykh Muhammad Nazim al-Haqqani Allah Sanctify His Secret” cetakan Dar al-Ahbab, Damascus tahun 2002 tertulis pada halaman 8 (bahasa Arab):
ذكرت له قدس الله سره قول السيد يوسف الرفاعي حفظه الله في وحدة الوجود: ما جُعِل هذا القول أصلا من أصول أية طريقة صوفية فقال: حاربوا وجادلوا ولم ينتهوا إلى نتيجة # والذين يدعون وحدة الوجود مع الوجود المطلق إنما يريدون أن يثبتوا وجودهم مع الوجود المطلق وهذا شرك #
Beliau juga memberi terjemahan pada halaman 7 (bahasa Inggris):
I told Mawlana of Sayyid Yusuf al-Rifa`I’s declaration about “Oneness of being” (wahdat al-wujud) in Damascus: “None of the Sufi Paths made this doctrine an essential tenet of theirs.” Mawlana said: “They fought and argued without result. Those that claim oneness of being with Absolute Being (al-wujud al-mutlaq) are only trying to affirm their own existence together with absolute Existence and this is shirk-partnership with Allah!”
Dengan ini ana beri terjemahan bebas ana dalam bahasa Indonesia atau Melayu dengan harapan temen-temen yang mengikuti aliran tersebut dapat menarik balik tuduhan yang tidak berasas tersebut:
Aku berkata padanya (Mawlana Syaikh Nazim) – semoga Allah mensucikan rahsianya – tentang ucapan al-Sayyid Yusuf al-Rifa`I – semoga Allah menjaganya – berkaitan tentang Allah menyatu dengan makhluk (wahdat al-wujud): “Kepercayaan ini tidak dijadikan sebagai sebuah pokok ajaran dari berbagai ajaran dalam aliran tarikat sufi”. Maka Mawlana berkata: “Mereka saling bergaduh dan berdebat tapi tidak sampai menemukan hasilnya. Orang yang mengaku bersatu kewujudan (wahdat al-wujud) dengan Zat yang wujud mutlak (Allah) itu adalah hanya ingin menetapkan kewujudan mereka bersama-sama dengan Zat yang wujud mutlak (Allah) dan ini adalah syirik (menduakan Allah)”.
Dari sini jelaslah apa yang menjadi pernyataan Mawlana Syaikh Nazim bahwa beliau menolak ajaran wahdatul wujud. Maka oleh itu, semua tuduhan terhadap thoriqah Naqshabandiyah Haqqaniyah sebagai tarikat yang mengajarkan konsep wahdatul wujud dan sesat adalah salah dan harus segera bertaubat dari tuduhan tersebut! Buku-buku atau pendapat ulama yang dianggap alim sekalipun, kalau salah tetap salah perlu untuk taubat dari menyebarkan fitnah, sebelum diadili di akhirat nanti!