Saturday, November 7, 2009

Tanggapan Pernyataan Seorang Pentaksub....

Saya kembali diberi pesan oleh saudara sesama ahli sunnah bahwa ada orang taksub dengan Dr. Asri malah memperlekeh golongan Sunni dan masih mempermasalahkan perkara khilaf....

Lihat pernyataan yang tidak berilmiah ini:

Pengamal tangkal2 azimat pun ada hati mengkritik mantan mufti
Mereka yg menyokong penggunaan tangkal azimat dlm islam pun sudah pandai mengkritik mantan mufti.

Antara yg ditulis oleh penyokong tangkal/azimat dlm islam:

http://jomfaham.blogspot.com/200 ... -ilmu-ke-india.html
Dalam hal ini, Asri menulis sebagai berikut:
“bahkan ada membawa menjadi begitu sesat bahkan juga sebahagiannya terkeluar dari daerah Islam kepada daerah kufur. Ada sejumlah banyak yang mengaku Islam di India yang percayakan angka, terutama angka 786. Masjid-masjid mereka ini ditulis di pintu masjid sebagai ganti Basmalah (Bismilah) ”.

Dari kata-kata ini, Asri seolah-olah sangat membenci amalan 786 tersebut sehingga mengelompokkan perkara tersebut bagian dari kekufuran. Saya terus terang, saya belum pernah membaca dalil hukum perkara ini. Tapi saya juga tidak ingin memvonis kufur, kerana setahu saya; amalan sebagian ahli hikmah dengan membuat azimat yang tuliskan nombor adalah gantian dari lafaz-lafaz yang berbahasa Arab sebagai tafa’ulan. Ia juga berguna bagi azimat yang bertuliskan ayat al-Qur’an agar dapat masuk ke dalam tandas, maka ia digantikan dengan nombor.

http://forum.cari.com.my/viewthread.php?tid=446737&extra=&page=1

Saya terus terang...saya tidak memiliki kunci untuk masuk kedalam forum tersebut untuk memberi counter kepada orang yang berkata ini...oleh karena itu, saya terpaksa terbitkan dalam blog saya yang tak seberapa indah nie...sebab saya memang buta IT...

Nasihat saya, kalau nak counter, jangan counter kat forum macam tu...bagi laa comment langsung ke comment si tuan punya blog...so si tuan dapat membela pendapatnya...jangan nak jadi macam Dr. Asri yang buat website, bagi pernyataan-pernyataan yang kontroversi, tapi tak de kesempatan bagi si pembaca nak bagi comment...ini justru dictator atau macam ulama maksum jer...nak counter pun tak boleh...yang menyedihkan kalau ada yang memiliki hujjah lebih baik pun tak dapat nak tunjuk...so if pendapat Asri sesat orang tak dapat tau kalau ternyata ada hujjah yang lebih accurate...

Untuk masalah azimat ni...si comment yang bernama challenger memotong-motong pernyataan saya yang dinukil oleh Blogger Jomfaham...padahal saya memberi sebuah pencerahan masalah ini setelah pernyataan yang dia nukilkan itu...

Setelah saya berkata "maka ia digantikan dengan nombor." saya melanjutkan hujjah saya dengan:

"Walau bagaimanapun, saya terus terang memang belum menemukan dalil yang memperbolehkannya, begitu juga yang melarangnya (kerana saya belum pernah terlintas mencarinya), hanya saja saya dapat membagi masalah ini kepada dua pendapat;

1) yang melarangnya: seperti Kyai Haji Thoifur, Purworejo Jawa Tengah (Ulama hadis, tafsir, fiqh, alat, sejarah, tasawwuf, dan macam-macam lagi Jawa Tengah alumni Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki) dengan alasan takut terjadi tahrif/tabdil terhadap al-Qur’an, tapi beliau pun tidak berani memvonis kafir.

2) yang memperkenankannya (tapi tidak mensunatkan) Kyai Haji Abdul Hannan Maksum, Kwagean-Pare-Kediri (seorang ulama ilmu nahwu, fiqh, usul, tauhid, hadis, tasawwuf dan llmu hikmah & thibb alumni Kyai Akbar saya yaitu al-Marhum Syaikh Zamroji al-Mursyid al-Kinjany). Salah satu hujjah yang saya menemuinya adalah amalan Ulama Agung kita Hujjat al-Islam Muhammad bin Muhammad al-Ghazali di dalam kitabnya yaitu al-munqidz min al-dlalal p. 79 (Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali vol 7; al-Dar al-Kutub al-Ilmiyyah). Dalam kitab tersebut Imam Ghazali menyuruh untuk melukis rajah (seperti dibawah ini) dengan cara-cara tertentu bagi memudahkan bayi yang akan lahir. Berikut gambar yang ditulis al-Ghazali:



Apakah al-Ghazali terus menjadi kafir? Perlu diketahui al-munqidz min al-dlalal adalah kitab muta’akhir al-Ghazali. Saya bukan memperkenankan penulisan tersebut, saya hanya tidak berani hendak mengkafirkan. Saya juga tidak berani menguhukumi secara ilmiah kerana saya belum pernah membacanya. Pendapat ini saya kemukakan hanya sekadar pertimbangan dan iktibar kita semua apakah semudah itu mengkafirkan orang?"

Statement ini langsung tidak dikemukakan...Sekali lagi saya nyatakan; Azimat ini khilaf...ada yang kata boleh ada yang kata tidak...Simple jer saya beri hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Dzahabi dalam kitabnya yang berjudul "al-Thibb al-Nabawi" Page 167 Istanbul (مكتبة إسيك كتابيوي) tahun 1976:

عن عبد الله بن عمر أن رسول الله صلعم قال إذا فرغ أحدكم من نومه فليقل أعوذ بكلمات الله التامات من غضبه ، وعقابه ، وشر عباده ، ومن همزات الشياطين ، وأن يحضرون فإنها لا يضره وكان عبد الله بن عمر يعلمها من بلغ من ولده ومن لم يبلغ كتبها في صك ثم علقها في عنقه

Terjemahan ringkas bagi orang-orang yang belum cukup ilmu tapi sebuk nak berhujjat: Dari Abd Allah bin Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda: ketika salah satu dari kamu semua telah selesai dari tidurnya; maka katakanlah "أعوذ بكلمات الله التامات من غضبه ، وعقابه ، وشر عباده ، ومن همزات الشياطين ، وأن يحضرون فإنها لا يضره". Dan adanya Abd Allah bin Umar mengajarkan doa tersebut kepada anak-anaknya yang telah baligh. dan bagi orang yang belum baligh, beliau menulisnya di atas kertas lalu menggantungkannya di leher orang tersebut.

memang terjadi khilaf masalah boleh dan tidaknya Azimat dalam bentuk nombor. perkara ini sudah saya jelaskan di atas...Buktinya, mengapa Imam al-Ghazali berani memakainya? sedangkan ini terdapat dalam kitabnya yang termasuk akhir karena ini pasca dia sakit ketika binggung dan lalu memutuskan untuk masuk kedalam tasawwuf... Inilah kitab yang bernama al-Munqidz min al-Dlalal...

TANBIH FITNAH!!!!

Ada orang yang bernama CJB beri comment di blog Zamihan dan mengatakan bahwa saya yang mengajarkan Azimat atau tangkal ini adalah bagian dari ajaran ISLAM...lihat lah kenyataanya ini:

Blogger cjb said...

Salam semua. ok. paham dah. pesantren akitiano (penyokong kuat Zamihan) ini la yg mengajar TANGKAL & AZIMAT adalah dari ajaran Islam. Nauzubillah minzalik.

http://akitiano.blogspot.com/


Saya nyatakan, bahwa kita berpendapat memakai hujjah...bukan buta semata-mata...kalau nak debat bolehlah bertanya kepada saya langsung di blog ni dengan sopan...saya akan kemukakan hujjah saya...

Lagi satu, saya bukan penyokong kuat zat ust Zamihan...saya penyokong kuat pergerakan anti wahabism atau apa pun nama yang mereka nak dipanggil...

Kepada CJB yang bagi comment macam apa tah, justru engkau telah menyebarkan fitnah...hanya menetapkan sesuatu tapi tak berani untuk di counter...kalau merasa betul2 dalam jalan yang benar, saya cabar kita debat face to face atau yang menyamainya...bukan hanya saya, Organisasi Islam terbesar di dunia yaitu Nahdlatul Ulama siap bantai orang macam nie...

Wassalam...

11 comments:

Anonymous said...

salam, nak tanya, kalau kita nak ikut rasulullah 100% boleh ke ustaz? ke tak boleh? sy bru belajar agama. ada org kata kita kena ikut rasulullah (esp. dlm bab ibadat) kalau tak ikut rasulullah, maknya kita dah men"kebelakangkan" nabi.. adakah benar?

mohon kebanaran; Azmil Hadi, penang

akitiano said...

Dalam Islam mengikut Rasulullah Memanglah sebuah tuntutan...100% yes betul..

Tapi apa yang saudara harus tau, dalam konteks mengikut Rasulullah haruslah berilmu...dalam arti memakai cara-cara yang betul...ini dikarenakan kita tidak tau apa yang sebenarnya berlaku di zaman Rasul...sedangkan Hadis2 yang dibawa Rasul itu banyak sekali dan interpretasinya harus memakai ilmu juga...

Saya beri contoh, Ketika Rasul melarang kita untuk melakukan qaza' yaitu memotong rambut sebagian dan sebagian lagi dibiarkan, apakah ini haram? padahal hadis itu secara zahir tertulis Rasul melarang dari melakukan qaza'? Dalam hal ini, ulama berbeda pendapat karena melihat pelarangan Rasul tersebut adalah masalah yang sulit utk diterapkan karena ia merupakan hal yang thabi'i...apakah nanti kita mencukur side burn juga terkena hadis HARAM? akhirnya ada kaidah bahwa asal nahi adalah haram kecuali ada qarinah yang berpaling dari itu...maka hukumnya akan berubah...inilah ilmu memahami hadis dan al-Qur'an yang diajarkan Imam Syafi'i dan mazhab2 lain yaitu ilmu usul fiqh..

Perlu saudara tau, Rasul pernah buat "A"...tapi di sisi lain dia pernah berkata "B".. Saya memberi contoh Rasul buat dalam Hadis Aisyah buat tarawih 8 dan 3 witir...Di sisi lain Rasul memerintahkan kita untuk ikut sunnah sahabat beliau...dalam hal ini, Umar melakukan ijtihad untuk buat tarawih lebih dari itu? dan umar berkata inilah senikmat2nya bid'ah...Apakah ketika kita buat tarawih 20 + 3 witir di Masjid kita tak ikut Rasul? jawaban dia TIDAK!! KITA dalam Hal ini TETAP IKUT Rasul...inilah apa yang diungkapkan oleh Syaikh Awwamah dalam kitabnya tentang sebab2 hadis yang membuahkan khilaf fiqh..

Yang jelas, kalau baca hadis2 nabi, ketika kita tidak memiliki ilmu yang cukup untuk ijtihad mutlak, dan kita tidak memiliki guru yang sanadnya sampai pada Rasul, dan juga belum hafal ribuan hadis, apalagi Bahasa Arab pun tak faham sampai derajat Balaghah; maka kita tidak bolehlah sewenang2 merumuskan sebuah hukum langsung dinukil dari hadis atau al-Qur'an, karena takut-takut kita memberi hukum yang salah dengan maksud dari sumber tersebut...dalam hal ini, kita bertaklid (bukan taklid buta bagi orang yang berilmu tapi belum sederajat dengan imam Syafi'i) kepada pendapat2 ulama yang alim...kenapa saya mengatakan bukan taklid buta, sebab banyak ulama zaman sekarang yang dapat merumuskan hukum dari kitab2 ulama terdahulu (yang dikenal dengan fiqh etc.) dan memilah-milah yang mana perlu dipakai dan tidak sesuai dengan penerapan (tathbiq) yang sesuai dengan zamannya...

Saya jujur saja, selama saya berkecimpung di dalam fiqh dan usul fiqh serta ilmu2 alat yang lain, khilaf2 ulama itu semua berdasar dan metodis, walaupun ada pendapat yang kuat dan lemah sesuai dengan cara berfikir dan manhaj mereka masing2..Tapi ini perlu anda tau, ia mengeluarkan pendapat2 yang jelas2 rusak dan fasid ketika ia bertentangan dengan ijmak ulama...

Assalam..

akitiano said...

Penjelasan:

kata2 saya:

"Tapi ini perlu anda tau, ia mengeluarkan pendapat2 yang jelas2 rusak dan fasid ketika ia bertentangan dengan ijmak ulama..."

Bermaksud, dalam hal pendapat yang jelas2 bertentangan dengan ijmak, maka ia bukan dari apa yang saya maksud sebagai pendapat yang metodis...

Unknown said...

Tajuk : Kepercayaan Terhadap Angka 786 Bermaksud بسم الله الرحمن الرحيم

Isu :

Hukum mempercayai dan menyakini bahawa No 786 adalah bermaksud بسم الله الرحمن الرحيم

Keputusan : (Jawatankuasa Lujnah Fatwa Negeri Johor )

Alhamdulillah Fatwanya,

Kepercayaan terhadap angka 786 bermaksud بسم الله الرحمن الرحيم , juga menyakini angka tersebut membawa tuah dan nasib yang sentiasa baik adalah satu kepercayaan yang salah dan bertentangan dengan aqidah أهل السنة والجماعة dalam syariah serta akhlak Islam.

Perbuatan ini juga termasuk didalam golongan mereka yang mentafsirkan Al-Qur’an mengikut hawa nafsu dan tidak berdasarkan kepada ilmu dan displin-displinnya dan tidak mendapat hidayah Allah S.W.T.

Semua pihak yang terlibat hendaklah menghentikan kepercayaan dan penggunaan terhadap perkara ini dengan serta merta.

Unknown said...

Kategori : Akidah

Tajuk : Kepercayaan Terhadap Angka 786 Bermaksud بسم الله الرحمن الرحيم

Isu :

Hukum mempercayai dan menyakini bahawa No 786 adalah bermaksud بسم الله الرحمن الرحيم


Alhamdulillah Fatwanya, Kepercayaan terhadap angka 786 bermaksud بسم الله الرحمن الرحيم , juga menyakini angka tersebut membawa tuah dan nasib yang sentiasa baik adalah satu kepercayaan yang salah dan bertentangan dengan aqidah أهل السنة والجماعة dalam syariah serta akhlak Islam. Perbuatan ini juga termasuk didalam golongan mereka yang mentafsirkan Al-Qur’an mengikut hawa nafsu dan tidak berdasarkan kepada ilmu dan displin-displinnya dan tidak mendapat hidayah Allah S.W.T. Semua pihak yang terlibat hendaklah menghentikan kepercayaan dan penggunaan terhadap perkara ini dengan serta merta.

Sumber: http://www.e-fatwa.gov.my/mufti/fatwa_warta_view.asp?keyID=410

wanbaki said...

assalamualaikum...
saudara..lebih banyak fitnah di zaman ini.. saya cadangkan saudara berlapang dada.. jangan ikut rentak orang. berdebat bukan cara Rasulullah... saudara ada potensi..
UJUD ILMU NUR SYUHUD..

akitiano said...

Wassalam Wanbaki...maaf saja, perkara ini perlu saya jelaskan karena ada yang salah faham...kalau memang saya salah atau berpendapat tanpa hujjah, maka kalau mereka minta saya merevisi, maka saya siap,..tapi dalam hal ini, saya tegas dalam memberikan pendapat saya...

akitiano said...

Kepada pembaca yang masih nak beri comment, saya minta berilah comment si post yang terbaru di atas...so ini menunjukkan bahwa anda sudah membaca pernyataan saya tentang masalah Azimat nie...

kecuali kepada arsenalezz yang mempertnayakan soal mengikuti nabi..bolehlah sambung di sini, agar tetap sama konteks perbincangannya.

fadz said...

Jadi mana si sang CJB yang pandai bernukil tempat lain, di sini tak mahu lanjutkan? cepat CJB, jgn. jadi kemecup!

fadz said...

Salam, satu makluman yg sangat baik ttg Sifat 20 dan Tiga Serangkai: http://tehranifaisal.blogspot.com/2009/11/bahaya-taklid-dalam-akidah.html

Anonymous said...

sah sah CJB itu hanya pandai bermain di padang sendiri.. sedih betul..