Tuesday, April 27, 2010

Penolakan Raja Muda Perak terhadap Tuduhan Hamka secara Tersirat

Seperti entri saya sebelum ini, saya menyatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Hamka yang diikuti oleh DrMaza adalah salah dan tidak berhujjah atau apa-apa. ternyata tanpa perlu banyak hujjah, Raja Muda Negeri Perak Darul Ridzuan telah bertitah bahwa tidak pernah institusi kesultanan Melayu dikuasai penjajah. Titah beliau adalah sebegai berikut:

"kuasa mutlak sultan dalam kedua-dua urusan itu tidak pernah diserahkan kepada mana-mana pihak lain termasuk ketika Tanah Melayu di perintah British dan Jepun, sebaliknya kekal di bawah bidang kuasa raja pemerintah di negeri masing-masing".

Malah beliau telah bertitah bahwa jangan anggap institusi kesultanan itu hanya sebagai formality bukan functional. Dalam arti semua kekuasaan @ wewenang kesultanan bukan untuk restu saja, tapi juga dalam memberi keputusan bagi apa yang menjadi wewenang baginda Sultan.

Untuk lebih jelas baca petikan berita ini.

7 comments:

Unknown said...

salam,

boleh komen sedikit tentang pondok gontor? mungkin di buat posting khusus untuk tujuan ini?

Anakalam

akitiano said...

kalau ana disuruh mengupas gontor dalam posting khusus takut nanti terjadi permusuhan...tapi cukup saya katakan, ia bukan pondok yang berkualitas salaf...dan yang paling saya tidak setuju adalah dengan dimasukkannya kitab al-Tauhid Sholih Fauzan al-Fauzan yang jelas2 wahabi dan mengkafirkan al-Asya'iroh...buku ini menjadi buku teks tauhid mereka kalau tidak salah kelas 4-6...

Mereka selalu katakan pada ana kalau mereka tidak menyebelahi mana2 aliran. tapi ana tolak ini sebab kalau begitu, mengapa tidak dimasukkan kitab yang sebanding dengan al-Tauhid dari pendapat al-Asya'iroh seperti Mafahim Yajib an Tushahhah?

Apa2 hal saya tidak dapat memaparkan dalam posting khusus sebab akan menyakitkan banyak kawan dan kerabat saya...afwan..

Unknown said...

Tidak perlu sampai membahas masalah Wahabinya kalau takut bergeser dengan kawan dan kerabat.

Saya dapati ada juga pemuka NU yang pernah ke sana.

Yang mahu saya ketahui jika sesuai dihantar santri ke sana jika santri itu sudah kemas ASWJnya? Sebab ikut info yang saya terima, Gontor itu agak baik dari segi-segi ilmu alatnya seperti bahasa Inggeris dan Bahasa Arab.

Syukran.

akitiano said...

Terima Kasih....

Apa yang anda dengar itu tidak benar sepenuhnya...Dia mungkin bagus dari segi bahasa Inggris dan Arab yang modern dalam arti hanya berbicara..

Jadi kesimpulan dia orang masuk gontor dia akan mampu berbicara bahasa Arab dan Inggris...

Bukan Ilmu alat, sebabnya ilmu alat adalah ilmu yang dibutuhkan untuk membaca kitab, mengkaji ilmu2 islam seperti fiqh tauhid dan lain. Kesimpulannya ilmu alat tidak harus hanya bahasa Arab...

Dalam hal ini, gontor gagal mendidik anak murid di tingkat bawah untuk menguasai ilmu alat semisal nahwu sekalipun..banyak santri keluaran gontor tidak mampu membaca kitab2 kuno semisal Ihya' dan lain2...Buktinya, saya ada kawan dari Malaysia juga yang dari class 1-6 di gontor mendapatkan ranking 1. ketika kami bertemu dipertemuan Pelajar Malaysia, ternyata dia masih belum mampu membedakan antara "معلول" dan "علة"?? Alangkah malunya...

nahwu paling tinggi mereka hanya Nahwu Wadlih...mereka tidak belajar kitab Alfiyah Ibn Malik, Balaghah Jawahirul Maknun, Uqudul Juman, usul fiqh macam Jam'ul Jawami'. Banyak orang gontor boleh sukses dalam hal2 seperti jadi reporter dan ilmu2 yang cover saja...tapi mereka gagal di dalam menciptakan seorang santri berjiwa Kyai sejati...Beberapa tahun kemarin dalam lomba baca kitab se nasional tidak satupun santri gontor yg menang??

Sedangkan ada pemimpin NU yang pernah masuk NU adalah seperti KH Hasyim Muzadi..tapi anta harus tahu kalau Hasyim Muzadi masuk gontor zaman dulu sebelum ada perubahan dalam syllabus..Sekarang memang masih ada dari kalangan anak kyai2 NU yg dimasukkan gontor untuk meraih kesempatan ijazah yang laku dan nama gontor itu sendiri serta bahasa Inggris...

Tapi saran saya, kalau anda ingin menjadikan anak anda seorang Kyai/tok guru maka sekolah terbaik adalah pesantren seperti Lirboyo, Ploso, Sarang, Langitan. hanya saja mereka tidak ada bahasa Inggris...tapi dalam hal ilmu membaca kitab, membahas fiqh dan ilmu2 alat lain jauh dibandingkan GOntor.

So apa2 hal, semua ini terserah kepada tujuan dan apa yang dicari. kalau yang dicari supaya dia nanti jadi politician, penyiar radio, reporter timur tengah, atau academician university masukkanlah anak di Gontor. kalau nak anak jadi tok guru macam Syaikh Yasin Fadani, Kyai Hasyim Asy'ari, Tok Guru Abdullah dan lain2, masukkanlah anak ke pondok traditional..saya hanya boleh memberi saran...

Unknown said...

Syukran.

Terima kasih atas penjelasan.

日月神教-任我行 said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...

baca Berita Harian baru ni? Berkenaan Za'ba..